Welcome :

Sabtu, 25 September 2010

Periodisasi Sejarah

Periodisasi mengungkapkan ikhtisar sejarah di dalamnya dapat dikenali jiwa dan semangat zaman, dengan pola dan stuktur urutan kejadian atau peristiwa-peristiwa. Maksud mengadakan periodisasai ialah untuk mengadakan tinjauan menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa dengan berbagai aspeknya.
Penyusunan periodisasi tergantung pada jenis sejarah yang akan ditulisnya. Periodisasi dapat disusun berdasarkan perkembangan politik, sosialekonomi, kebudayaan, agama, dan sebagainya. Setiap penulis sejarah bebas dalam menetapkan periodisasi, tergantung pada pendiriannya. Periodisasi berdasarkan sosial ekonomi, misalnya melihat perkembangan kehidupan manusia mulai dari masa berburu, mengumpulkan makanan, mulai menanam, berkebun atau bersawah sampai dengan masa produksi. Pada setiap periode tersebut memiliki karakteristiknya. Masa berburu dan mengumpulkan makanan, misalnya masa dimana manusia masih tergantung pada alam. Untuk mencapai kebutuhan hidupnya manusia tergantung pada apa yang disediakan oleh alam.
Kehidupan sosial pada masa berburu, yaitu berkelompok-kelompok dan berpindah-pindah atau nomaden. Masa berkebun atau bersawah kehidupan manusia sudah mulai menetap, karena manusia sudah mampu mengolah alam dalam bentuk berkebun atau bersawah. Kehidupan sosial-ekonominya, sudah tidak lagi tergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Ada proses produksi walaupun masih sederhana.
Menurut Ismaun, periodisasi yang paling mudah adalah pembabakan yang disusun menurut urutan abad. Tetapi periodisasi yang demikian tidak mengungkapkan corak yang khas zaman-zaman yang ditinjau. Dasuki dalam Ismaun menyatakan misalnya, dalam sejarah Eropa Barat, ada zaman-zaman dengan nama-nama abad yang mempunyai watak-watak tertentu, seperti abad ke 18 dan abad ke-19. Sedangkan Cellarius membagi sejarah Barat atas tiga periode yaitu zaman kuno, zaman pengetahuan, dan zaman modern. Menurut Ismaun, periodisasi juga dapat dibuat menurut urutan pergantian dinasti-dinasti. Sejarah, misalnya Mesir Kuno dan Cina, adalah contoh periodisasi yang demikian lazim digunakan dan mudah dilaksanakan. Sejarah bangsa-bangsa Asia pada umumnya dilukiskan menurut babakan waktu dinasti, karena kedudukan raja dianggap sangat penting dalam masyarakat.
Periodisasi menurut urutan pergantian dinasti-dinasti akan bermakna jika diterapkan dalam sejarah monarki-monarki absolut. Tetapi periodisasi tersebut tidak akan bermakna dalam pembahasan sejarah mengenai monarki-monarki konstitusional dengan pemerintahan parlemener, lebih lagi dalam sejarah republik-republik berdasarkan demokrasi. Salah satu contoh periodisasi menggunakan urutan dinasti adalah yang terjadi di Cina, yaitu:
1) Dinasti Shang, 1450 – 1050 S.M.
2) Dinasti Chou, 1050 – 247 SM
3) Dinasti Chin, 256 – 207 SM
4) Dinasti Han, 206 SM – 220 M
5) Dinasti Sui, 580 – 618 M
6) Dinasti Tang, 618 – 906 M
7) Dinasti Mongol, 1280 – 1369 M
8) Dinasti Ming, 1368 – 1644 M
9) Dinasti Mancu, 1644 – 1911 M
2. Kronologi Sejarah
Kronologi sejarah merupakan urutan peristiwa sejarah yang terjadi. Ada tahapan-tahapan yang mengantarkan peristiwa itu terjadi. Berbagai kronologi yang ada dalam sejarah, misalnya kronologi lahirnya kerajaan, keraton, pembrontakan, perang, dan lain-lain. Misalnya, kronologi terbentuknya Kasunanan Surakarta seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Tahun 1558 M1558 M
Ki Ageng Pemanahan dihadiahi Hutan Mentaok wilayah yang dinamakan Mataram yang masih kosong oleh Sultan Pajang atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang. Ki Ageng Pemanahan adalah putra Ki Ageng Ngenis atau cucu Ki Ageng Selo tokoh ulama besar dari Selo kabupaten Grobogan.
1577 M
Ki Ageng Pemanahan membangun istananya di Pasargede atau Kotagede. Selama menjadi penguasa Mataram ia tetap setia pada Sultan Pajang.
1584 M
Beliau meninggal dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Kotagede. Sultan Pajang kemudian mengangkat Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan sebagai penguasa baru di Mataram. Sutawijaya juga disebut Ngabei Loring Pasar karena rumahnya di sebelah utara pasar. Berbeda dengan ayahnya, Sutawijaya tidak mau tunduk pada Sultan Pajang. Ia ingin memiliki daerah kekuasaan sendiri bahkan ingin menjadi raja di seluruh Pulau Jawa.
1588 M
Mataram menjadi kerajaan dengan Sutawijaya sebagai Sultan bergelar Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama. Artinya Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragama. dengan wilayah pemerintahan seluruh jawa.
1601 M
Panembahan Senapati wafat dan digantikan putranya, Mas Jolang yang kemudian dikenal sebagai Panembahan Seda ing Krapyak.
1613 M
Mas Jolang wafat kemudian digantikan oleh Pangeran Arya Martapura. Tetapi karena sering sakit kemudian digantikan oleh kakaknya Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Abdurrahman dan juga terkenal dengan sebutan Prabu Pandita Hanyakrakusuma. Pada masa Sultan Agung kerajaan Mataram mengalami puncak perkembangan pada kehidupan politik, militer, kesenian, kesusastraan, dan keagamaan. Ilmu pengetahuan seperti hukum, filsafat, dan astronomi juga dipelajari.
1645 M
Sultan Agung wafat dan digantikan putranya Amangkurat I. Setelah wafatnya Sultan Agung, kerajaan Mataram mengalami kemunduran.
1726 M
Keraton Surakarta Hadiningrat dipimpin oleh seorang raja, bernama Sri Susuhunan Paku Buwono II ( PB II ). Pada saat pemerintahan beliaulah terjadi pertentangan dengan Pengeran Mangkunegoro, dan akhirnya pangeran dibuang ke Sri Lanka dan Afrika Selatan. Apa yang terjadi dengan Sang Pangeran tersebut ternyata membuahkan dendam terhadap putranya Sang Pangeran, Raden Mas Sahid.
1740 M
Terjadi pemberontakan oleh kaum keturunan Cina, dan pemberontak berhasil menguasai keraton Kartasura, pasukan keraton dan PB II melarikan diri ke Ponorogo. Dengan meminta bantuan VOC, pemberontak berhasil dikalahkan.
1745 M
Beliau memerintahkan untuk mencari daerah baru yang bisa dijadikan Pusat pemerintahannya yang baru. Pada akhirnya dipilihlah daerah dusun Sala (Solo), daerah tersebut teletak di sebelah barat sungai paling panjang di pulau jawa yaitu Bengawan Solo, dan pada akhirnya nama daerah tersebut diganti menjadi Surakarta Hadiningrat.
1746 M
Pemerintahan PB II banyak menghadapi pemberontakan, diantaranya adalah pemberontakan oleh Pangeran Mangkubumi yang tidak puas atas putusan penyerahan wilayah kepada VOC karena balas budinya menumpas pemberotakan Sunan Kuning. Sementara itu Raden Mas Sahid juga memperhebat perlawanan terhadap prajurit dari PB II. Pangeran Mangkubumi yang kelak di kemudian hari akan bertahta di Yogyakarta, dengan gelar Hamengkubuwono.
1749 M
Paku Buwono II wafat, dan kedudukannya digantikan oleh putranya dengan gelar Paku Buwono III (PB III).
1755 M
Dilaksanakan Perjanjian Gianti yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, Kesultanan Yogyakarta dengan raja bergelar Sultan Hamengku Buwono dan Kesunanan Surakarta dengan raja bergelar Paku Buwana
1757 M
Diadakan perjanjian di Salatiga yang melahirkan ketetapan bahwa Raden Mas Sahid berhak untuk menduduki jabatan Adipadi di Mangkunegaran, dengan gelar Mangkunegaran I. Dengan kata lain, Surakarta juga dibagi menjadi dua bagian yaitu daerah Kasunanan Surakarta dan daerah Mangkunegaran.

Asal-Usul Kota, Peristiwa, Peninggalan, Dan Monumen Sejarah

Peninggalan bersejarah adalah semua peninggalan manusia yang memiliki arti untuk dirinya dan orang lain.
Contoh peninggalan sejarah monumen,candi prasasti dan dokumen.
Kegunaan candi untuk memuliakan raja yang telah meninggal dunia.
Contoh contoh:Candi Borobudur,Candi Prambanan,Candi cangkuang.
Candi Borobudur merupakan Candi terbesar,yang letaknya di Jawa Tengah,merupqakan keajaiban dunia.
Candi Cangkuang terletak di propinsi Jawa Barat.
Prasasti berbentuk batu tulis,tujuan untuk memperingati suatu peristiwa.
Contoh:Ketika melakukan upacara kurban pada zaman dahulu.
Dokumen adalah segala surat,arsip,Fhoto yang memiliki nilai sejarah.
Monumen adalah bagian dari peninggalan sejarah yang dibangun sebagai bentuk penghargaan,
tujuannya untuk untuk menghormati dan menghargai jasa para pahlawan.
Melestarikan bangunan bersejarah dengan cara mengabadikan.
Catatan harian merupakan peninggalan bersejarah yang berbentuk tulisan.
Patung,potret,dan lukisan merupakan peninggalan bersejarah berupa karya seni.


sumber sejarah adalah segala sesuatu baik itu benda atau manusia yang dapat menceritakan tentang kejadian2 di masa lalu karena benda atau manusia tersebut terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembentukan sejarah tersebut.

cth sumber sejarah: prasasti, para veteran perang, lukisan, tempat2 pemujaan, bangunan, fosil, dll

sumber sejarah di Indonesia:
1. para pejuang Indonesia yg terlibat dalam pembentukan sejarah tertentu (misal: sejarah proklamasi NKRI) yg masih hidup hingga saat ini. Mereka biasa disebut sebagai "Saksi sejarah"

2. Bangunan2 seperti candi borobudur, prasasti2, fosil2 manusia purba, dll

3. lukisan2 dan foto2 yg mengabadikan peristiwa di masa lalu.

4. tulisan2 seperti teks proklamasi, teks supersemar, dll

5. rekaman kamera serta kaset yg memperlihatkan/memperdengarkan kejadian masa lalu secara lebih dramatis

A. Peninggalan Sejarah
1. Bentuk peninggalan sejarah
Sejarah adalah pengetahuan tentang semua kejadian dan perbuatan manusia pada masa lampau. Semua benda dan tradisi yang ditinggalkan oleh manusia pada masa lampau itu disebut sebagi peninggalan sejarah. Bentuknya adalah sebagai berikut:
a. Lisan
Yaitu semua cerita lisan atau perkataan dari pelaku atau saksi peristiwa sejarah,bentuk lisan ini antara lain berupa legenda, mitos, sage, fabel, dan cerita rakyat lainnya.
b. Tulisan
Yaitu segala macam keterangan tertulis mengenai satu peristiwa sejarah. Bentuk tulisan ini antara lain berupa prasasti, kitab, dan dokumen tertulis lainnya.
c. Benda
Yaitu benda-benda peninggalan masa lalu. Peninggalan sejarah yang berbentuk benda ini berupa bangunan peralatan kerja, bangunan, monumen dan bentuk benda lainnya.
2. Peninggalan Zaman Prasejarah
Manusia dari zaman prasejarah adalah manusia yang hidup pada peradaban yang belum mengenal tulisan. Peninggalan mereka berupa:
1. Kapak genggam, yaitu kapak yang bertangkai dari zaman paliolitku (zaman batu tua).
2. Kapak lonjong, yaitu kapak yang berbentuk bulat panjang dan berujung lancip. kapak ini merupakan peralatan manusia dari zaman neolitikum (zaman batu muda).
3. Perhiasan batu, perhiasan ini berupa klaung, gelang dan cincin.
4. Menhir, yaitu bangunan batu besar dan tinggi yang digunakan sebagai penanda bersemayamnya roh atau kekuatan ghaib.
5. Nekara, yaitu gendering yang dihiasi ukir-ukiran.
6. Peralatan dari tulang dan logam.
7. Peralatan dari tulang dan logam.
8. Lukisan purba, yaitu lukisan kuno yang berupa tanda-tanda sederhana yang biasanya terdapat di goa.
3. Peninggalan Zaman Sejarah
Disebut zaman sejarah karena manusianya sudah mengenal tulisan yang kemudian digunakan sebagai acuan dalam sejarah. Peninggalan manusia zaman itu berupa:
•Prasasti
•Candi
•Istana
•Monumen
•Masjid
•Museum


B. Asal-Usul Nama Suatu Tempat
a. Asal Usul Nama Kota Jakarta
Pada tahun 1527 Sultan Fatahillah memimpin armada Kerajaan Demak menyerang Portugis yang menduduki Sunda Kelapa. Pada tanggal 22 juni 1527 Portugis berhasil dikalahkan, pada masa kekuasaan Demak itu nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta yang berarti kota kemenangan atau kejayaan.
Selanjutnya pada masa penjajahan Belanda nam Jayakarta berupa menjadi Batavia. Namun sejak Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945 nama Jayakarta atau Jakarta kembali digunakan sebagi pusat pemerintahan.
Sampai saat ini nama Jakarta tetap digunakan setiap tanggal 22 Juni warganya merayakan hari jadinya, yaitu saat Demak mengalahkan portugis dan nama Sunda Kelapa diganti dengan nama Jayakarta.
b. Asal Usul Nama Kota Bandung
K ota Bandung terletak disuatu dataran rendah yang dikelilingi oleh gunung-gunung. Kota itu dilewati oleh Sungai Citaru. Akibat Lava dan Gunung Tangkuban Perahu, sungai itu terbendung dan terbentuklah suatu bendungan , dalm bahasa setempat kata bendung banyak terucap menjadi Bandung.
Selanjutnya tempat itu menjadi telaga yang memerlukan perahu unutk menyebrang, Perahu itu dinamai Perahu Bandung karena memiliki ciri kusus yaitu dua perahu kecil yang diikat menjadi satu agar dapat memuat penumpang lebih banyak.
Tempat itu menjadi semakin ramai karena keindahannya. Bupati Priangan kalah itu Wiranatkusummah II, tertarik dengan tempat tersebut dan ingin menggunakannya sebagai ibukota kabupaten. Ibukota lama yang terletak di Krapyak (kini Dayeuh Kolot) dipandang terlalu keselatan dan sering dilanda banjir. Sejak itu Bandung ditetapkan sebagai Ibukota Priangan. Hari jadinya diperingati setiap tanggal 25 September.
c. Asal Usul Nama Kota Yogyakarta
Politikm Devide Et Impera Belanda membuat Mataram harus menanda tangani perjanjian Gianti. Isinya, Mataram dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian Barat yang diserahkan kepada Pangeran Ario Mangkubumi dan bagian timur diserahkan Paku Buwono III.
Pangeran Mangkubumi kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I. Oleh para punggawa Istana, ia dipandang sebagai jelmaan Dewa Wisnu dalam sikap Ksatria Sri Rama. Dalam Epos Ramayana, Sri Rama adalah Raja Kerajaan Ayodya. Karena itu pantaslah kalau Kerajaan disebut Ayodya atau Yodya. Harapannya agar kerajaan Yodya aman, tentram, damai. Nama Ayodya ditambah dengan”Karta” yang artinya makmur. Pada nam itu ditambahkan pula kata “Hadiningrat” sehingga dalam pengucapan jawa menjadi Ngayogyakarta Hadiningrat. Selanjutnya nama tersebut menjadi“Yogyakarta”.
d. Asal Usul Nama Kota Surabaya
Nama Surabaya dikaitkan dengan sebuah cerita rakyat di daerah itu. pada zaman dahulu sering terjadi perkelahian hebat antara ikan hiu yang bernama sura dan seekor Buaya yang dalam bahasa jawa disebut Baya.
Keduanya selalu berebut mangsa. Ketika keduanya merasa bosan dengan perkelahian yang terus menerus terjadi sementara perut mreka tetap lapar, mereka membuat kesepakatan bersama. Sura mencari makanan didaerah yang berair dan baya didaerah daratan. Pantai mereka gunakan sebagai pembatas. Setelah kesepakatan itu kedua binatang yang sama-sama buas dan kasar itu dapat hidup saling menghormati dan keduanya damai dan tentram.
Masyarakat pada zaman itu sangat terkesan dengan apa yang dilakukan kedua binatang itu sehingga menamai tempat itu Surabaya. Mereka berharap kedamaian dan ketentraman tempat itu dapat terus terjaga karena sikap saling menghormati bahkan pada masa selanjutnya dan hingga sekarang. Nama itu tetap dipakai. Lambang kota itupun menggunakan Ikan dan Buaya. Selengkapnya Baca : Asal Mula dan Legenda Kota Surabaya
C. Menjaga Kelestarian Peninggalan Sejarah
1. Cara menjaga peninggalan sejarah
•Tidak merusak
•Membangun museum dan menempatkan peninggalan itu menjadsi satu
•Menggunakanyya sebagai bahan pelajaran
• emugar dan membersihkan dari kotoran
2. Manfaat menjaga peninggalan sejarah
•Dapat digunakan sebagai sumber ilmu pengetahuan
•Digunakan sebagi obyek wisata
•Dapat digunakan sebagi identitas bangsa

Sumber, Fakta, Sumber Sejarah

SUMBER, BUKTI, FAKTA SEJARAH
A.Pengertian Bukti Sejarah

Bukti sejarah adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang terkait langsung dengan terjadinya peristiwa tertentu yang keasliannya sudah tidak diragukan lagi karena telah melalui tahap verifikasi dan kritik. Ia bisa berujud benda material atau hasil rekaman (tertulis, suara atupun visual) dari kesaksian orang yang mengalami atau mengetahui langsung peristiwa tersebut.


B.Pengertian Fakta Sejarah

Pengertian fakta sejarah, menimbulkan banyak pendapat dari para sejarawan. Pendapat umum yang selama ini berkembang menyatakan bahwa: pertama, fakta adalah apa yang benar-benar telah terjadi dan kedua fakta sebagai bukti-bukti dari apa yang telah benar-benar terjadi. Menurut Patrick Gerdiner, kedua pengertian itu adalah salah.
Menurut Gerdiner, bukti-bukti dari apa yang telah terjadi di masa lalu itu belum merupakan suatu kebulatan gambaran tentang peristiwa masa lampau. Jadi lebih bersifat sebagai data yang berserakan yang menyebabkan kita sering ragu, apakah itu benar-benar bukti dari peristiwa yang kita cari itu. Dengan kata lain untuk bisa membuat pernyataan bulat bahwa sesuatu peirstiwa di masa lampau benar-benar telah terjadi, diperlukan suatu proses untuk mengumpulkan dan kemudian menguji bukti-bukti tersebut, melalui kegiatan kritik sumber terutama untuk menentukan kebenarannya. Hasil dari proses inilah baru bisa kita namakan sebagai fakta sejarah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fakta sejarah merupakan keterangan baik itu lisan, tertulis, atau berupa benda-benda peninggalan sejarah yang kita peroleh dari sumber-sumber sejarah setelah disaring dan diuji dengan kritik sejarah.


C.Sejarah Lokal di Indonesia: Contoh-contoh Peninggalan dan Monumen Peringatan Peristiwa Sejarah di Kalimantan Timur

Beberapa peninggalan sejarah yang terdapat di Kalimantan Timur antara lain berupa:

1.Paleografi tujuh buah prasasti
Paleografi tujuh buah prasasti yang menggunakan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta. Paleografi ini diperkirakan dibuat pada abad ke-5 Masehi, yang merupakan peninggalan kerajaan Kutai. Sekaligus menjadi bukti sejarah bahwa Kerajaan Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia.

2.Bekas bangunan Keraton Kutai
Bangunan keraton kayu peninggalan Sultan Alimuddin dari kerajaan Kutai. Pada tahun 1936 bngunan ini dibongkar diganti dengan bangunan beton. Pembuatan bangunan keraton baru tersebut dilakukan oleh HBM (Hollandsche Beton Maatschappij) Batavia dengan arsiteknya Estourgie. Hingga pemerintahan akhir Kutai (1960) keraton ini masih tetap menjadi tempat kediaman Sultan A. M. Parikesit hingga tahun 1971.

3.Musium Mulawarman
Pada tanggal 25 Nopember 1971, keraton Kutai ini diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, yang kemudian pemerintah propinsi menyerahkannya kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan dijadikan museum negara dengan nama Museum Mulawarman. Disamping bangunan keraton, di dalam Museum Mulawarman sendiri terdapat beraneka ragam koleksi peninggalan kesultanan Kutai Kartanegara, di antaranya singgasana, arca, perhiasan, perlengkapan perang, tempat tidur, seperangkat gamelan, koleksi keramik kuno dari China, dan lain sebagainya.

4.Candi Agung
Pandangan umum yang menyebut bahwa bangunan candi hanya terdapat di Jawa ternyata salah. Di Kalimantan Timur juga terdapat bangunan candi yang disebut dengan Candi Agung.


D.Periodisasi Sejarah Indonesia

Tujuan utama mempelajari masa lalu adalah untuk mencari pola-pola tingkah laku dan mengambil kesimpulan mengenai hubungan sebab-akibat yang muncul kembali pada waktu-waktu yang berlainan dan di tempat-tempat yang berbeda. Terkait dengan masalah tersebut, salah satu hal yang penting untuk diketahui adalah identifikasi periode-periode yang ditandai oleh beberapa ciri tertentu yang kuat.
1.Tujuan pembabakan sejarah
•Memudahkan pemahaman dan pengertian tentang peristiwa tertentu yang terjadi dalam periode tertentu
•Melakukan penyederhanaan
•Klasifikasi dalam ilmu sejarah
•Memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan

2.Beberapa kriteria dalam periodisasi atau pembabakan sejarah
•Kriteria geografis (kewilayahan)
•Kriteria urutan jaman
•Kriteria waktu atas dasar dinasti
•Kriteria waktu atas dasar perkembangan ekonomi, dan sebagainya.

3.Beberapa contoh periodisasi sejarah Indonesia
Ditinjau dari segi kronologi sejarah Indonesia, secara garis besar dibedakan menjadi dua. Pertama adalah periode prasejarah yaitu masa sebelum manusia Indonesia mengenal tulisan. Kedua adalah periode sejarah, yaitu masa setelah ditemukannya bukti-bukti tertulis di Indonesia.
Periodisasi Prasejarah Indonesia
a.Pembabakan prasejarah Indonesia menurut pendapat P. V. Van Stein Callenfels, Th. Van der Hoop, dan H. R. Van Heekeran. Menurut para ahli ini ditinjau dari pendekatan atau kriteria jenis teknologinya periode prasejarah Indonesia dibagi menjadi: Zaman Batu Tua (Paleolitikum), Zaman Batu Madya (Mesolitikum), Zaman Batu Muda (Neolitikum), dan Zaman Logam (Zaman Perunggu dan Zaman Besi). Masing-masing zaman tersebut menunjukkan tingkat pemahaman dan penguasaan teknologi yang berbeda-beda dari masyarakatnya. Dalam hal ini zaman batu madya memeiliki tingkat teknologi yang lebih maju dibanding zaman batu tua. Perbedaan yang paling nyata adalah pada alat batu yang digunakan. Pada zaman batu madya alat batu yang digunakan telah diasah atau diupam pada bagian tertentu yang diinginkan untuk mendapatkan keruncingan atau ketajaman. Demikian juga zaman batu muda lebih maju teknologinya dari zaman batu madya, dan seterusnya.
b.Pembabakan prasejarah Indonesia menurut pendapat R. P. Soejono. Menurutnya ditinjau dari segi terjadinya hubungan antara lingkungan, manusia dan budayanya, periode prasejarah Indonesia dibagi dalam beberapa pembabakan zaman, yaitu periode berburu dan meramu, periode bercocok tanam dan periode perundagian.

Periodisasi Sejarah Indonesia
Ada banyak pendapat yang dikemukakan oleh sejarawan terkait dengan periodisasi sejarah nasional Indonesia. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a.Pembabakan sejarah Indonesia menurut H. J. De Graaf (1949) dalam bukunya “Geschiedenis van Indonesia” yang membagi sejarah Indonesia dalam lima babakan besar. Pertama, orang Indonesia dan Asia Tenggara hingga 1650; kedua, bangsa Barat di Indonesia (1511-1800) yaitu sejarah VOC; ketiga, orang Indonesia di Jaman VOC (1600-1800); keempat, VOC di luar Indonesia; dan kelima, orang Indonesia dalam lingkungan Hindia Belanda (pasca 1800).
b. Pembabakan sejarah Indonesia menurut J. J. Meinninsma (1972) dalam bukunya “Geschiedenis van de Nederlandsch Oost-Indische Bezettingen”. Meinninsma membagi periode sejarah Indonesia dalam dua babakan utama. Pertama, Ned
1.Sumber Sejarah
Beberapa pendapat dari ahli
a.R. Moh Ali
Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah Indonesia sejak zaman Purba sampai sekarang.
b.Zidi Gozalba
Sumber sejarah adalah warisan yang berbentuk lisan, tertulis, dan visual.
c.Muh yamin
sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.
Dapat disimpulkan bahwa sumber sejarah adalah segala warisan kebudayaan yang berbentuk lisan, tertulis, visual serta daapat digunakan untuk mencari kebenaaran, baik yang terdapat di Indonesia maupun di luar wilayah Indonesia sejak zaman Prasejarah sampai sekarang.
Sumber sejarah terbagi menjadi 3 yaitu:
a.Sumber tertulis
sumber tertulis adalah segala keterangan dalam bentuk laporan tertulis yang memuat fakta-fakta sejarah secara jelas. sumber uini dapat ditemukan pada batu, kayu, kertas, dinding gua.
b.Sumber lisan
sumber lisan adalah segala keterangan yang dituturkan oleh pelaku atau saksi peristiwa yangterjadi di masa lalu. sumber ini merupakan sumber pertama yang digunakan manusia dalam mewariskan suatu peristiwa sejarah namun kadar kebenaran nya sangat terbatas karena terntung pada kesan, ingatan, dan tafsiran si pencerita.
c.Sumber benda
Sumber benda adalah segala keterangan yang dapat diperoleh dari benda-benda peninggalan budaya atau lazim dinamakan benda-benda purbakala atau kuno. sumber ini dapat ditemukan pada benda-benda yang terbuat dari batu, logam, kayu, tanah.
Sumber sejarah dapat juga dibedakan menjadi:
a.Sumber Primer
sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi yang melihat peristiwa bersejarah dengan mata kepala sendiri atau saksi denganmenggunakan panca indera lain atau dengan alat mekanis yang hadir pada peristiwa itu (saksi pandangan mata, misalnya kamera, mesin ketik, alat tulis, kertas. sumber primer haruslah sezaman dengan peristiwa yang dikisahkan.
b.Sumber Sekunder
sumber sekunder adalah kesaksian dari siapa pun yangbukan merupakan saksi pandangan mata, yaitu seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan . misalnya hasil liputan koran dapat menjadi sumber sekunder karena koran tidak hadir langsung pada suatu peristiwa. peliputnya (wartawan) yang hadir pada peristiwa itu terjadi.
2.Bukti Sejarah
Bukti sejarah terbagi menjadi:
a.Bukti tertulis
Bukti tertulis miripp dengan sumber tertulis pada sumber sejarah yang memuat fakta-fakta sejarah secara jelas. bukti tidak tertulis dapat berupa cerita atau tradisi.
b.Bukti tidak tertulis
Bukti tidak tertulis sudah barang tentu tidak berwujud benda konkret, meskiopun demikian mengandung unsur-unsur sejarah. bukti tidak tertulis dapat berupa cerita atau tradisi.
3.Fakta Sejarah
Fakta Sejarah adalah data yang terseleksi yang berasal dari berbagai sumber sejarah. dalam fakta sejarah terdapat beberapa unsur, yaitu:
a.Fakta Mental
Fakta Mental adalahkondisi yang dapat menggambarkan kemungkinan suasaana alam, pikiran, pandangan hidup, pendidikan, status sosial, perasaan, dan sikap yang mendasari penciptaan suatu benda. misalnya pembuatan pembuatan nekara perunggu.
b.Fakta Sosial
Fakta Sosial adalah kondisi yang dapat menggambarkan tentang keadaan sosial di sekitar tokoh pencipta benda, seperti suasana zaman, keadaan lingkungan, dan sistem kemasyarakatannya. berdasarkan hasil penemuan benda-benda sejarah , seorang sejarawan dapat memperkirakan fakta sosialnya.
Bukti dan fakta sejarah merupakan kumpulan peristiwa yang dipilih berdasarkantingkat keerartian dan keterkaitannya dengan proses sejarah tertentu. berbagai macam fakta yang pada awalnya berdiri sendiri direkonstruksi kembali menjadi satukesatuan yang saling berhubungan dan bermakna. berbagai peristiwa masa lalu, bahkan ratusan tahun lalu yang dapat direkonstruksi kembali berdasarkan sumber-sumber sejarah.
1. Sumber Sejarah
Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar/landasan dalam menulis kisah-kisah sejarah.
Sumber sejarah terdiri dari :
a. Sumber Benda
Sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan benda-benda kebudayaan.
Contoh:
Berbagai bangunan bersejarah(candi, makam, istana, pemandian), patung, senjata (kapak persegi, kapak lonjong, pedang,dsb) , artefak (perhiasan kuno, manik-manik, keramik), museum, monumen, tugu peringatan,dsb.
b. Sumber Tertulis
Sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalan-peninggalan tertulis yang mencatat peristiwa yang terjadi di masa lampau.
Contoh:
prasasti, dokumen (dokumen-dokumen kenegaraa, surat berharga), ensiklopedi, jurnal, kamus, naskah (teks proklamasi, naskah perjanjian-perjanjian), dan rekaman (CD, foto, kaset, film)
c. Sumber Lisan
Sumber yang diperoleh melalui keterangan langsung dari para pelaku atau saksi peristiwa sejarah.
Contoh:
Pelaku dan saksi tokoh pejuang kemerdekaan

2. Bukti Sejarah
Bukti sejarah adalah segala peninggalan yang berkaitan dengan aktivitas manusia di masa lampau. Bukti tersebut masih tetap dipergunakan oleh manusia masa kini.
Seperti :
• Istana Kepresidenan peninggalan sejarah masa Kolonial Belanda.
• Teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.yang dibacakan setiap tanggal 17 Agustus
• Pelabuhan Sunda Kelapa
• Museum Bahari, Museum Fatahilah, Museum Proklamasi,dsb.

3. Fakta Sejarah
Fakta sejarah adalah data sejarah yang telah dikritik (diverifikasi) dan diinterpretasikan (ditapsirkan) oleh sejarawan. Dimana hasilnya kemudian dijadikan dalil, argumentasi atau dasar pemikiran dalam menulis karya sejarahnya.
Fakta hanya merupakan sebagian dari kenyataan sejarah sehingga fakta sejarah tidak sama dengan kenyataan sejarah.
Ada dua macam fakta, yaitu:
Fakta Mental
Fakta mental merupakan fakta yang terkait dengan masalah batin, rohani, dan watak manusia sehingga dapat menentukan baik buruknya perjalanan kehidupan manusia, masyarakat atau bangsa.
Sehingga peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau dapat mempengaruhi mental kehidupan masyarakat di masa kini maupun di masa depan.
Contoh:
Terjadinya peperangan, memberikan fakta mental mengenai akibat perang yang menyisakan kehidupan yang sangat memprihatinkan. Orang akan ada yang merasa kemana-mana tidak aman.
Fakta Sosial
Fakta Sosial merupakan sebuah hasil dari penafsiran data yang menunjukkan aktivitas hubungan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Fakta sosial merupakan suatu bukti yang muncul dari lingkungan sosial masyarakat untuk mencapai tujuan dari masyarakat yang bersangkutan.
Suatu peristiwa sejarah yang dipengaruhi oleh masalah-masalah sosial yang terjadi dalam lingkungan kehidupan masyarakat. Masalah sosial yang muncul dan berkembang di masyarakat kerap kali menimbulkan suatu peristiwa.
Contoh:
Peperangan yang terjadi dapat menghancurkan tatanan sosial dalam kehidupan suatu bangsa. Sebelum terjadi perang, kehidupan sosial masyarakat terjalin dengan baik, tetapi setelah peperangan semuanya hancur. Dan hubungan sosial yang pernah hancur akibat perang tersebut mulai dibenahi sehingga dapat memunculkan jalinan hubungan sosial yang lebih erat dari masa sebelumnya.


Cara menentukan usia peninggalan sejarah budaya manusia pada masa lampau, ada 3 cara:
1. Tipologi
Merupakan cara penentuan usia budaya berdasarkan bentuk (tipe) dari benda peninggalan itu.
Semakin sederhana bentuk peninggalan budaya manusia, maka usianya semakin tua.

2. Stratigrafi
Merupakan cara penentuan usia suatu benda peninggalan budaya manusia berdasarkan lapisan tanah. Semakin ke bawah lapisan tanah tempat penemuan benda peninggalan budaya manusia, maka semakin tua usianya, demikian pula sebaliknya.

3. Kimiawi
Merupakan cara menentukan usia dari benda peninggalan budaya manusia berdasarkan unsur-unsur kimia yang dikandung oleh benda tersebut.

Pembagian Sejarah

1. Sejarah Sebagai Peristiwa
R. Moh. Ali dalam Ismaun menyatakan bahwa sejarah sebagai peristiwa adalah kejadian, kenyataan, aktualitas, sejarah in concreto, yang sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada waktu atau masa yang lampau. Sejarah sebagai peristiwa, berarti suatu kejadian di masa lampau, sesuatu yang sudah terjadi, dan sekali jadi (einmalig), tidak bisa diulang. Sejarah sebagai peristiwa adalah suatu kenyataan yang objektif, artinya kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi dalam kehidupan masyarakat manusia. Kenyataan ini ada dapat dilihat dari fakta-fakta sejarahnya.
Peristiwa sejarah terjadi dalam ruang lingkup yang beragam. Mulai dari ruang lingkup yang lebih kecil sampai kepada ruang lingkup yang lebih besar. Ruang lingkup secara administratif pemerintahan bisa mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten atau kota, provinsi, negara, dan dunia. Sebuah peristiwa sejarah bisa saja terjadi hanya di negara tertentu saja, misalkan bagaimana perubahan pada masyarakat di Inggris dengan adanya Revolusi Industri, apakah mereka tetap menjadi buruh atau pekerjaan lainnya.
Perubahan Masyarakat Inggris Pasca Revolusi Industri
Revolusi Industri di mulai di Inggris. Sebelum terjadinya Revolusi Industri, Inggris adalah negara agraris. Kebanyakan penduduknya tinggal di desa-desa, hidup dari bertani dan mengolah bulu domba untuk dibuat menjadi kain. Umumnya anggota keluarga terlibat dalam industri kain itu. Revolusi Industri memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan masyarakat di berbagai bidang. Pada bidang ekonomi antara lain harga barang murah dan perdagangan semakin maju.
Pada bidang sosial antara lain adanya pertentangan antara kaum buruh dengan majikan, dan upah buruh rendah. Pada bidang politik yaitu timbulnya imperialisme modern. Revolusi Industri telah berhasil meningkatkan kemajuan umat manusia. Akan tetapi, di samping kebaikannya Revolusi Industri juga mempunyai segisegi yang kurang baik yaitu munculnya kemiskinan dan pengangguran besar-besaran rakyat Inggris.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah, dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Peristiwa sosial merupakan sejarah yang terjadi atau timbul dapat disebabkan oleh peristiwa-peristiwa lainnya yang mengakibatkan terjadinya perubahan sosial. Perubahan sosial merupakan sesuatu yang bersifat universal, dan akan selalu terjadi di berbagai tempat, kondisi, ataupun situasi yang berbeda. Perubahan ini terkait dengan lokasi, manusia, serta sisi fungsional dari unsur-unsur lama dan unsur-unsur baru, serta kondisi lingkungan yang ada. Perubahan social yang terjadi masyarakat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Adanya penemuan-penemuan baru. Menurut Ogburn dan Nimkoff penemuan-penemuan baru adalah penciptaan pengelompokan individu-individu yang baru, atau penciptaan adat istiadat baru, maupun suatu perilaku sosial yang baru. Akan tetapi yang terpenting adalah akibatnya terhadap lembaga-lembaga kemasyarakatan, dan akibat lanjutnya pada bidang-bidang kehidupan lain. Penemuan-penemuan baru dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebuadayaan baru, baik berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian cipataan individu. Discovery baru menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru itu. Seringkali proses dari discovery sampai ke invention membutuhkan suatu rangkaian pencipta-pencipta. Penemuan-penemuan baru ini misalnya, ideologi baru, aliran-aliran kepercayaan yang baru, sistem hukum yang baru dan seterusnya.
Penemuan Mobil
Penemuan mobil dimulai dari usaha seorang Austria yaitu S. Marcus (1875) membuat motor gas yang pertama. Sebetulnya sistem motor gas tersebut juga merupakan satu hasil dari rangakaian ide yang telah dikembangkan sebelum Marcus. Sungguh pun demikian, marcuslah yang telah membulatkan penemuan tersebut, dan yang untuk pertama kali menghubungkan motor gas dengan sebuah kereta sehingga dapat berjalan tanpa ditarik seekor kuda. Itulah saatnya mobil menjadi suatu discovery. Jadi 30 tahun kemudian sesudah suatu rangkaian sumbangan-sumbangan dari sekian banyak pencipta lain yang menambah perbaikan mobil tersebut, barulah sebuah mobil dapat mencapai suatu bentuk sehingga dapat dipakai sebagai alat pengangkutan oleh manusia dengan cukup praktis dan aman. Bentuk mobil semacam itu yang mendapat hak patent dari Amerika serikat 1911, dapat disebut sebagai permulaan dari kendaraan mobil yang pada masa sekarang menjadi salah satu alat yang amat penting dalam kehidupan masyarakat manusia. Dengan tercapainya bentuk itu, maka kendaraan mobil menjadi suatu invention.
- Pertambahan dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk yang sangat cepat misalkan di Pulau Jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam stuktur masyarakat, terutama lembagalembaga kemasyarakatannya. Misalkan, orang mengenal hak milik idividual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil dan selanjutnya, yang sebelumnya tidak dikenal. Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan perpindahannya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain, misalnya urbanisasi.
-Adanya pertentangan atau konflik. Pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok. Pertentangan antarkelompok mungkin terjadi antara, generasi tua dengan generasi muda, misalkan pertentangan pemuda dan Sukarno mengenai proklamasi kemerdekaan yang melahirkan peristiwa Rengasdengklok.
Pertentangan Pemuda dengan Sukarno-Hatta Mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Setelah tersebar berita kekalahan Jepang atas Sekutu pada tanggal 9 Agustus 1945, terjadi perbedaan pendapat antara golongan pemuda dan Sukarno-Hatta mengenai proklamasi kemerdekaan. Sukarno menginginkan agar proklamasi kemerdekaan harus ditetapkan oleh PPKI karena anggota badan ini berasal dari berbagai penjuru tanah air dan dianggap mewakili seluruh Indonesia. Dengan ikutnya mereka, tercapailah simbol persatuan rakyat Indonesia. Sedangkan golongan muda yang dipelopori oleh Sukarni, Chaerul Saleh, Adam Malik, dan Wikana berpendapat bahwa kemerdekaan adalah hak yang harus dicapai oleh jerih payah bangsa Indonesia sendiri, dan tidak perlu tergantung, apalagi diberikan oleh orang lain. Oleh karena itu, segala hubungan dan janji kemerdekaan dari Jepang harus dilepaskan.
Perbedaan pendapat ini melahirkan peristiwa Rengasdengklok yang merupakan usaha pengamanan Sukarno-Hatta
- Terjadi pemberontakan atau revolusi. Contohnya revolusi Rusia pada tahun 1917.
Revolusi Rusia 1917
Revolusi Rusia yang diawali pada 8 Maret 1917, dimana sekelompok perempuan di Petrograd berunjuk rasa akibat kekurangan bahan makanan dan semangat moral pendidikan mulai turun, menuntut pembagian roti diikuti oleh penjarahan pabrik-pabrik roti. Duma segera bertindak cepat dengan menyatakan dibentuknya Pemerintahan Sementara tanggal 12 Maret 1917. Tiga hari kemudian Tsar Nicolas II turun tahta.
Revolusi Maret ini terjadi sebagai akibat dari kerusuhan yang digerakan oleh orang-orang yang kelaparan di perkotaan yang ternyata didukung oleh seluruh negeri. Semua golongan dan partai politik menghendaki dilaksanakannya kemerdekaan dan demokratisasi. Segera pemerintah sementara menyatakan kedudukan yang sama dalam hukum, agama, pers, parlemen, dan hak pekerja Revolusi Rusia telah menyulutkan terjadi perubahan-perubahan besar negara Rusia yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan absolut berubah menjadi diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Segenap lembaga kemasyarakatan, mulai dari bentuk negara sampai keluarga batih mengalami perubahan-perubahan yang mendasar.
• Peperangan. Peperangan dengan negara lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Contohnya dalam Perang Dunia I dan II banyak sekali mengalami perubahan dalam lembaga kemasyarakatannya. Perang Dunia I memberikan dampak yang buruk bagi negara yang kalah maupun sebaliknya bagi negara pemenang perang. Tidak ada perang yang berakibat kemakmuran, tetapi sebaliknya adalah kesengsaraan. Inilah yang dialami Jerman sesudah Perang Dunia I. Industri kacau, pengangguran meningkat, nilai mata uang merosot, perdagangan terhenti. Hal yang sama juga dirasakan oleh negara sekutu Jerman. Perang Dunia II telah berakhir kemenangan mutlak di pihak negara-negara Sekutu. Ternyata peperangan yang baru berakhir ini merupakan peperangan yang terdahsyat yang pemah dikenal umat manusia; penggunaan senjata senjata termodern ketika itu menimbulkan kerugian dan kehancuran material yang sangat besar, pada pihak yang kalah maupun pada pihak yang menang, korban manusia yang tewas, meliputi berpuluh juta, belum lagi terhitung mereka yang luka luka dan cacad. Rumah-rumah penduduk pun banyak yang hancur. Banyak daerah-daerah yang demikian menderitanya, sehingga rakyatnya memerlukan bantuan makanan dan pakaian segera, jika tidak dicegah, jatuhnya korban akan lebih banyak lagi.
b. Peristiwa ekonomi merupakan peristiwa yang menggambarkan kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi. Ciri utama dari kegiatan ekonomi adalah adanya produksi dan pertukaran hasil produksi dalam bentuk kegiatan jual beli. Produk yang diperjualbelikan bisa berbentuk barang atau jasa. Peristiwa ekonomi sebagai sejarah masyarakat manusia Indonesia dimulai sejak zaman kuno, zaman hindu-buddha, zaman Islam, zaman penjajahan, zaman kemerdekaan, dan zaman kontemporer. Kita ambil contoh peristiwa ekonomi pada masa kuno yaitu perdagangan dan pelayaran di Selat Malaka.
Perdagangan dan Pelayaran di Selat Malaka
Selat Malaka adalah salah satu pelabuhan yang terkenal di Indonesia. Pelabuhan Malaka digunakan sebagai tempat persinggahan atau merapatnya kapal-kapal dari segala penjuru dunia. Malaka merupakan tempat pertemuan pedagang-pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, Indonesia, dan Cina. Para pedagang yang melalui jalur selat Malaka terus menyusuri sampai ke India. Dari sini ada yang menuju ke Teluk Persia, melalui Suriah ke Laut Tengah. Ada pula yang menuju Laut Merah, melalui Mesir dan akhirnya sampai ke Laut Tengah. Selanjutnya setelah melintasi daerah Asia kecil, perjalanan diteruskan ke Eropa.
Di Malaka sistem perdagangan Indonesia dihubungkan dengan jalur-jalur yang membentang ke barat sampai India, Persia, Arabia, Syria, Afrika Timur dan Laut Tengah; ke utara sampai Siam dan Pegu; serta ke timur sampai Cina dan mungkin jepang. Ini merupakan sistem perdagangan yang terbesar di dunia pada masa itu, dan dua tempat pertukarannya yang penting adalah di Gujarat di India Barat Laut dan Malaka. Rempah-rempah Indonesia merupakan salah satu hasil yang paling berharga di dalam sistem ini.
c. Peristiwa politik biasanya peristiwa kehidupan manusia yang berkaitan dengan kekuasaan. Kekuasaan dapat berhubungan dengan penguasa, negara, pemerintahan, keputusan-keputusan pemerintah, partai politik, undang-undang, keterlibatan masyarakat dalam politik misalnya pemilu, dan lain-lain. Penguasa bisa seorang raja, presiden, pemimpin partai. Terdapat pula orang-orang tertentu yang bukan penguasa tetapi memiliki pengaruh terhadap kekuasaan, yang biasanya orang-orang tersebut dikatagorikan sebagai “orang-orang besar”, misalkan seorang tokoh masyarakat yang memiliki kharisma di mata masyarakatnya. Dalam sejarah Indonesia, salah satu peristiwa politik tersebut dapat dilihat dalam jatuhnya pemerintahan Orde Baru atau rezim Suharto pada tahun 1998. Cerita di bawah ini akan menggambarkan bagaimana proses jatuhnya pemerintahan Suharto yang dikutip dari berbagai sumber.
Jatuhnya Suharto Tahun 1998
Turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan pada bulan Mei 1998 sungguh mencengangkan semua pihak. Mundurnya Soeharto dari kursi presiden didorong oleh beberapa faktor. Pertama, semakin memburuknya situasi ekonomi saat itu. Berdasarkan analisis Hall Hill munculnya krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi sejak Juli 1997 merupakan persoalan yang secara signifikan menyebabkan jatuhnya Soeharto. Krisis yang awalnya dipengaruhi oleh terjadinya krisis ekonomi di Thailand, kemudian menimbulkan ketakutan para investor untuk melakukan bisnisnya tidak hanya di Thailand tetapi juga di negara Asia Tenggara. Kedua, setelah terpilih sebagai presiden Soeharto untuk yang ketujuh kalinya, justru menunjukkan sikap yang sulit dimengerti. Ketiga, gencarnya tuntutan reformasi dari mahasiswa dan pemimpin oposisi seperti Amin Rais, Megawati, dan Abdurrahman Wahid. Keempat, perpecahan elit di tubuh ABRI/TNI. Masih banyak lagi faktor yang mempengaruhi jatuhnya pemerintahan Soeharto.
2. Sejarah sebagai Kisah
R. Moh. Ali dalam Ismaun menyatakan sejarah sebagai kisah ialah cerita berupa narasi yang disusun dari memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap kejadiankejadian atau peristiwa yang terjadi atau berlangsung pada waktu yang lampau. Sejarah sebagai kisah merupakan hasil rekonstruksi dari suatu peristiwa oleh para sejarawan.
Menurut Ismaun bagi orang kebanyakan, sejarah yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari adalah sejarah sebagai cerita. Secara tertulis cerita sejarah dapat dibaca dalam buku-buku sejarah baik bukubuku pelajaran, karya ilmiah atau buku-buku sejarah, untuk perguruan tinggi, majalah dan surat-surat kabar. Sejarah lisan dapat didengarkan dari narasi, ceramah, percakapan-percakapan, penyajian pelajaran sejarah di sekolah-sekolah atau kuliah-kuliah diperguruan tinggi dan dari siaran radio atau televisi. Juga dapat menyaksikan dalam sandiwara dan film.
Sejarah sebagai kisah dapat diulang-ulang, ditulis oleh siapa saja, dan kapan saja. Untuk mewujudkan sejarah sebagai kisah, diperlukan suatu proses rekonstruksi dengan metode sejarah. Hal ini terkait dengan sejarah sebagai ilmu. Sejarah sebagai ilmu sudah tentu memiliki objek, tujuan dan memiliki metode. Sebagai ilmu sejarah juga bersifat empiris dan tetap berupaya menjaga objektivitasnya, sekalipun tidak dapat sepenuhnya menghilangkan subjektivitasnya.
Sejarah sebagai kisah ialah ceritera berupa narasi yang disusun dari memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi atau berlangsung pada waktu lampau atau sejarah serba subjek. Berbeda dengan sejarah sebagai peristiwa atau kenyataan sejarah sifatnya objektif. Sedangkan sejarah sebagai kisah dapat menjadi subjektif, karena sejarah sebagai kisah adalah sejarah sebagaimana dituturkan, diceritakan oleh seseorang. Sejarah sebagai kisah dapat berbentuk lisan dan tulisan. Bentuk lisan misalnya penuturan secara lisan baik yang dilakukan oleh sesorang maupun sekelompok tentang peristiwa yang telah terjadi. Bentuk tulisan sejarah sebagai kisah dapat berupa catatan-catatan atau buku-buku sejarah yang menceritakan tentang kejadian yang telah terjadi. Ada kebiasaan pada orang-orang tertentu mencatat dalam buku hariannya tentang peristiwa-peristiwa penting. Misalnya, seorang pejuang perempuan RA Kartini, mencatat bagaimana langkah-langkah yang lakukan dia untuk meningkatkan emansipasi perempuan Indonesia.
RA Kartini Pejuang Kemajuan Perempuan
Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya. Buku itu menjadi pedorong semangat para perempuan Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya. Perjuangan Kartini tidaklah hanya tertulis di atas kertas tapi dibuktikan dengan mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di Jepara dan Rembang.
Sejak saat itu, dia pun berkeinginan dan bertekad untuk memajukan kaum perempuan bangsanya, Indonesia. Dan langkah untuk memajukan itu menurutnya bisa dicapai melalui pendidikan. Untuk merealisasikan cita-citanya itu, dia mengawalinya dengan mendirikan sekolah untuk anak gadis di daerah kelahirannya, Jepara. Di sekolah tersebut diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak, dan sebagainya. Semuanya itu diberikannya tanpa memungut bayaran alias cumacuma.
Berbagai rintangan tidak menyurutkan semangatnya, bahkan pernikahan sekalipun. Setelah menikah, dia masih mendirikan sekolah di Rembang di samping sekolah di Jepara yang sudah didirikannya sebelum menikah. Apa yang dilakukannya dengan sekolah itu kemudian diikuti oleh perempuan-perempuan lainnya dengan mendirikan ‘Sekolah Kartini’ di tempat masingmasing seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon.
3. Sejarah sebagai Ilmu
Ismaun menyatakan bahwa sejarah sebagai ilmu adalah suatu susunan pengetahuan (a body of knowledge) tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di dalam masyarakat manusia pada masa lampau yang disusun secara sistematis dan metodis berdasarkan asas-asas, prosedur, dan metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para sejarawan. Sejarah sebagai ilmu mempelajari sejarah sebagai aktualitas dan mengadakan penelitian serta pengkajian tentang peristiwa dan cerita sejarah. Sejarah sebagai ilmu ialah suatu disiplin, cabang pengetahuan tentang masa lalu, yang berusaha menuturkan dan mewariskan pengetahuan mengenai masa lalu suatu masyarakat tertentu.
Menurut Ismaun, sejarah sebagai ilmu meliputi:
1) Metode khusus sejarawan untuk merekonsruksi secara kritis, analitis dan imajinatif peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa yang lampau berdasarkan bukti-bukti peninggalan, data, tulisan, dan rekaman
2) Pernyataan, pendapat dan pandangan sejarawan yang diungkapkan berdasarkan dokumen, text-book atau kisah-kisah tentang peristiwa yang benar-benar terjadi pada waktu yang lalu.
Kuntowijoyo mengatakan beberapa ciri atau karakteristik sejarah sebagai ilmu, yaitu:
A. Memiliki objek, yakni perubahan atau perkembangan aktivitas manusia. Karena objeknya terkait dengan manusia, maka sejarah sering dimasukkan ke dalam kelompok ilmu humaniora. Objek sejarah adalah aktivitas manusia dalam dimensi waktu. Jadi waktu menjadi unsur yang penting dalam sejarah. Kalau fisika membahas waktu fisik, maka sejarah bicara waktu manusia. Waktu dalam pandangan sejarah tidak bisa lepas dari manusia, terutama waktu lampau.
B. Memiliki metode. Untuk menjelaskan perkembangan atau perubahan itu secara benar, perlu ada metode. Dalam penelitian untuk mencari kebenaran sejarah, ada metode tersendiri yang disebut dengan metode sejarah. Penggunaan metode sejarah mengharuskan seseorang untuk lebih hatihati. Dengan metode sejarah seseorang tidak boleh menarik kesimpulan yang terlalu berani, tetapi sewajarnya saja.
C. Mempunyai generalisasi. Generalisasi itu biasanya menjadi kesimpulan umum. Begitu juga sejarah ada kesimpulan umum. Tetapi, kesimpulan untuk ilmu-ilmu lain bersifat nomotetis, sementara sejarah bersifat idiografis. Kesimpulan umum suatu ilmu (bukan sejarah) biasanya diakui kebenarannya di mana-mana (kebenaran umum). Tetapi kesimpulan sejarah bisa menjadi koreksi kesimpulan ilmu lain. Kesimpulan umum dalam sejarah lebih mendekati pola-pola atau kecenderungan dari suatu peristiwa sehingga dari kecenderungan bisa dilihat bagaimana di tempat lain atau bagaimana yang akan datang. Itulah generalisasi dalam sejarah.
D. Bersifat pengalaman. Maksudnya sejarah melakukan kajian apa atau peristiwa yang sungguh terjadi di masa lampau. Sejarah akan sangat tergantung pengalaman dan aktivitas nyata manusia. Pengalaman itulah yang direkam dalam dokumen. Dokumen-dokumen itulah yang diteliti oleh para sejarawan untuk menemukan fakta. Fakta-fakta ini yang kemudian diinterpretasikan, barulah muncul tulisan sejarah.
E. Memiliki teori. Teori ini berisi satu kumpulan tentang kaidah-kaidah pokok suatu ilmu. Dalam filsafat disebut dengan epistemologi. Sejarah memiliki tradisi yang panjang, jauh lebih panjang daripada ilmu-ilmu sosial yang lain. Dalam setiap tradisi itu terdapat teori sejarah.
Menurut Gilbert J Garraghan bahwa ilmu sejarah terbagi menjadi tiga, seperti terlihat pada bagan di bawah ini:

Sedangkan Muhammad Yamin dalam Ismaun mengemukakan sembilan sendi sejarah sebagai ilmu, yaitu:
a. Ilmu Pengetahuan. Sendi pertama menyatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah suatu ilmu pengetahuan sebagai petumbuhan hikmah kebijaksanaan (rationalism) manusia. Dengan perkataan lain, sejarah itu adalah suatu sistem ilmu pengetahuan, yakni sebagai daya cipta manusia untuk mencapai hasrat ingin tahu serta perumusan sejumlah pendapat yang tersusun sekitar suatu pokok permasalahan tertentu dan sehubungan dengan itu tak dapat dilepaskan sifatnya sebagai ilmu tentang berlakunya hukum sebab dan akibat atau kausalitas.
b. Hasil Penyelidikan. Sejarah sebagai cabang imu pengetahuan disusun menurut hasil-hasil penyelidikan (investigation, research) yang dilakukan dalam masyarakat manusia. Jadi, penyelidikan adalah penyaluran hasrat ingin tahu oleh manusia dalam taraf keilmuan. Penyaluran sampai pada taraf setinggi itu disertai oleh keyakinan bahwa ada sebab bagi setiap akibat, bahwa setiap gejala yang tampak dapat dicari penjelasannya secara ilmiah berdasarkan hasil penelitian dan pemikiran.
c. Bahan Penyelidikan. Ilmu sejarah ialah hasil penelitian dengan menggunakan bahan-bahan penyelidikan sebagai kenyataan. Semua disebut sumber sejarah, baik berupa benda, dokumen tertulis, maupun tradisi lisan.
d. Cerita. Sendi cerita yang berupa pelaporan tentang kejadian pada zaman yang lampau. Untuk membedakan cerita biasa dengan dongeng, sejarah dalam pengertian ilmiah harus menunjukkan hubungan antara satu gejala dengan gejala lain secara kronologis. Cerita adalah anasir subjektif, tetapi anasir ini menghubungkan dengan bahan sejarah yang objektif secara rapih.
e. Kejadian. Yang diselidiki atau diriwayatkan dalam pengertian sejarah ialah kejadian dalam masyarakat manusia pada zaman lampau. Kejadian itu meliputi sekumpulan masyarakat dan keadaan-keadaan yang berpengaruh. Semuanya itu ialah objek sejarah yang harus diseleksi dan diteliti. Kejadian ialah hal-hal yang terjadi. Muhammad Yamin menyatakan bahwa rangkaian kejadian itu mempunyai hubungan timbal balik satu sama lain, ada kausalitasnya.
f. Masyarakat Manusia. Kejadian pada zaman yang lampau itu berlaku dalam masyarakat manusia, yakni gejala, perbuatan, dan keadaan masyarakat manusia dalam ruang dan waktu yang menjadi objek sejarah. Muhammad Yamin dalam hal ini menegaskan pembatasannya dengan mengutif ucapan Ernst Bernheim bahwa Nur der Mensch ist Object der Geschiktswissenshart (Hanya manusialah yang menjadi objek sejarah)
g. Waktu yang Lampau. Sejarah menyelidiki kejadian-kejadian pada zaman atau waktu yang lampau. Sedangkan gejala-gejala masyarakat pada waktu sekarang dan tinjauan kemungkinan pada waktu yang akan datang menjadi bidang objek ilmu politik dan futurologi. Jikalau batas-batas waktu dalam tiga babakan dahulu, kini dan nanti kita hilangkan, maka sang waktu menjadi tidak berpangkal dan tidak berujung. Begitulah penentuan waktu itu penting sekali sebagai batas tinjauan dan ruang gerak kita guna memudahkan pemahaman masalah bagaimana tonggak-tonggak dalam perjalanan sejarah itu.
h. Tanggal dan Tarikh. Waktu yang telah lampau adalah demikian jauh dan lamanya, sehingga sukar mengirakannya. Apabila sang waktu itu bermula atau berpangkal. Masa lampau itu tak pernah putus dari rangkaian masa kini dan masa nanti, sehingga waktu dalam perjalanan sejarah adalah suatu kontinuitas. Oleh karena itulah, untuk memudahkan ingatan manusia dalam mempelajari sejarah perlu ditentukan batas awal dan akhirnya setiap babakan dengan satuan waktu sebagai petunjuk kejadian: tahun, bulan, tanggal/hari, jam dan detik, windu, dasawarsa atau dekade, abad, milenium atupun usia relatif.
i. Penafsiran atau Syarat Khusus. Penyelidikan sejarah secara ilmiah dibatasi oleh cara meninjau yang dinamakan juga menafsirkan keadaan-keadaan yang telah berlalu. Cara menafsirkan itu kita namakan tafsiran atau interpretasi sejarah, yang menentukan warna atau corak sejarah manakah atau apakah yang terbentuk sebagai hasil penyelidikan yang telah dilakukan.
Misalnya Sejarah Dunia, Sejarah Nasional, Sejarah Kesenian, Sejarah Pendidikan, dan sebagainya. Selain itu ideologi atau paham tertentu dapat menentukan corak sejarah. Misalnya, penafsiran sejarah menurut paham Liberalisme, paham Marxisme dan menurut paham Pancasila. Cara penafsiran dari sudut pandang ilmu tertentu atau ideologi tertentu merupakan syarat khusus dalam rangkaian sendi sejarah. Demikianlah syarat-syarat atau sembilan sendi yang merupakan kerangka dan isi pokok yang membentuk pengertian sejarah sebagai ilmu pengetahuan menurut rumusan dan penjelasan Muhammad Yamin.
Kesembilan sendi-sendi yang disebutkan oleh Muhammad Yamin dapat dibagi dan dimasukan ke dalam empat bagian dalil atau definisi yang dapat digambarkan sebagai berikut:



JENIS SEJARAH

Berbagai peristiwa sejarah yang terjadi dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis.
Berdasarkan wilayah pembahasannya (secara umum) digongkan menjadi 3 yaitu :

A. Sejarah Lokal
Merupakan sejarah yang mengungkap peristiwa yang terjadi di suatu daerah/ lokal tertentu dan dampaknya tidak menyebar ke daerah lain.
Sejarah lokal meliputi berbagai peristiwa dengan berbagai aspek baik politik, ekonomi, sosial, budaya, dsb yang berkembang di masyarakat dalam suatu wilayah tertentu.
Contoh :
Ø Peran Rakyat Sleman dalam upaya mempertahankan kota Yogyakarta dari serangan Belanda tahun 1948.
Ø Upacara Tabut di Bengkulu.
Ø Kehidupan masyarakat petani tembakau di Temanggung.
Ø Pemberontakan Petani di Banten 1988.

B. Sejarah Nasional
Merupakan sejarah yang mengungkap peristiwa yang terjadi di suatu daerah tetapi dampak/pengaruhnya terjadi pada daerah lain bahkan pada satu negara (nation).
Sejarah Nasional merupakan puncak dari sejarah-sejarah yang terjadi di tingkat lokal.
Contoh :
o Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945
o Krisis Moneter di Indonesia

C. Sejarah Internasional (dunia)
Merupakan suatu peristiwa sejarah yang terjadi di suatu daerah maupun suatu negara yang dampaknya mempengaruhi perkembangan dunia internasional.
Contoh :
ü Perang Dunia I
ü Revolusi Industri


Jenis sejarah berdasarkan Temanya dapat kita golongkan menjadi :
1. Sejarah Intelektual
Sejarah intelektual ialah sejarah pemikiran bersifat tematik. Bidang sejarah intelektual ini telah lama ada pada zaman Greek yang bertumpu kepada aspekaspek agama seperti Kristian dan Islam sebelum abad ke-19 Masehi. Konsep sejarah pemikiran sama dengan sejarah filsafat yaitu kajian mengenai pemikiran manusia. Namun sejarah pemikiran masih mempunyai perbedaan dari sudut tumpuan kajian. Tumpuan kajian sejarah filsafat lebih bersifat khusus dan dikaitkan dengan pemikiran manusia di peringkat yang tinggi. Sedangkan tumpuan sejarah pemikiran pula lebih bersifat umum dan melibatkan tahap pemikiran manusia di peringkat biasa dan sederhana. Dengan kata lain, apa yang dikaji dalam sejarah pemikiran adalah merangkum gagasan-gagasan politik, sosial, ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain. Dan yang terpenting ialah adanya kesan dan pengaruh gagasan tersebut terhadap pemikiran, tindakan dan perkembangan masyarakat manusia.
Berpikir merupakan salah satu kegiatan manusia yang sudah dilakukan sejak manusia ada. Hasil-hasil pemikiran manusia pada masa lampau merupakan kajian dari sejarah intelektual. Pemikiranpemikiran yang lahir dari kegiatan manusia di masa lalu memiliki berbagai tema. Tema-tema tersebut menyangkut pemikiran filsafat, politik, ekonomi, agama dan yang lainnya. Pemikiran filsafat Yunani pertama kali berkembang di Yunani berabad-abad yang lalu. Hasilhasil pemikiran filsafat Yunani ini, kemudian dikembangkan oleh para filusuf Islam pada abad ke-7 dan ke-8, sehingga pada masa ini dunia Islam mengalami kejayaan. Terjadi kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti ilmu kedokteran, kimia, matematika, bahasa, dan yang lainnya. Kemajuan ilmu pengetahuan di dunia Islam pada saat itu dapat ditulis menjadi sebuah penulisan sejarah intelektual. Untuk melihat sejarah intelektual dunia Islam, maka harus melacaknya ke belakang pada perkembangan filsafat di Yunani.
Ibnu Sina
Ibnu Sina merupakan doktor Islam yang ulung. Sumbangannya dalam bidang medis bukan saja diakui oleh dunia Islam tetapi juga oleh para sarjana Barat. Nama Ibnu Sina ialah Abu Ali al-Hussain Ibnu Abdullah. Tetapi di Barat, beliau lebih dikenali sebagai Avicenna. Ibnu Sina dilahirkan pada tahun 370 Hijrah bersamaan dengan 980 Masihi. Pengajian peringkat awalnya bermula di Bukhara dalam bidang bahasa dan sastra. Selain itu, beliau turut mempelajari ilmu-ilmu lain seperti geometri, logik, matematik, sains, fiqh, dan kedokteran. Walaupun Ibnu Sina menguasai pelbagai ilmu pengetahuan termasuk falsafat tetapi beliau lebih menonjol dalam bidang kedokteran sama ada sebagai seorang doktor ataupun mahaguru ilmu tersebut.
Ibnu Sina mulai menjadi terkenal selepas berjaya menyembuhkan penyakit Putera Nub Ibn Nas al-Samani yang gagal diobati oleh dokter lain. Kehebatan dan kepakaran dalam bidang kedokteran tiada tolok bandingnya sehingga beliau diberikan gelaran al-Syeikh al-Rais (Mahaguru Pertama). Kemasyhurannya melampoui wilayah dan negara Islam. Bukunya Al Qanun fil Tabib telah diterbitkan di Roma pada tahun 1593 sebelum dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggeris dengan judul Precepts of Medicine. Dalam rentang waktu tidak sampai 100 tahun, buku itu telah dicetak ke dalam 15 buah bahasa. Pada abad ke-17, buku tersebut telah dijadikan sebagai bahan rujukan dasar di universitas-universitas Italia dan Perancis. Bahkan abad ke-19, bukunya masih dicetak dan digunakan oleh para pelajar kedokteran.
Ibnu Sina juga telah menghasilkan sebuah buku yang diberi judul Remedies for The Heart yang mengandungi sajak-sajak kedokteran. Dalam buku itu, beliau telah menceritakan dan menguraikan 760 jenis penyakit bersama dengan cara pengobatannya. Hasil tulisan Ibnu Sina sebenarnya tidak terbatas kepada ilmu perubatan saja. Tetapi merambah bidang dan ilmu lain seperti metafisik, musik, astronomi, philologi (ilmu bahasa), syair, prosa, dan agama.
Begitu pula sejarah perkembangan ilmu pengetahuan di Barat. Ilmu pengetahuan di Barat berkembang terutama setelah abad pertengahan. Untuk melihat bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan di Barat, maka harus dilacak ke belakang, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Yunani. Orang-orang Barat pada masa itu banyak mempelajari pemikiran-pemikiran dari para cendeikiawan Muslim, seperti ilmu kedokteran dari Ibnu Sina, sehingga di Barat nama Ibnu Sina dikenal dengan sebutan Avicena. Kajian tentang perkembangan ilmu pengetahuan di Barat dapat merupakan tema dalam sejarah intelektual.
2. Sejarah Ekonomi
Sejarah ekonomi timbul dan berkembang dengan caranya sendiri. Kemunculan sejarah ekonomi bermula dari terbitnya karya Wealth of Nations (1770) oleh Adam Smith dan mulai berkembang pesat dengan kemunculan konsepsi sejarah material oleh Karl Marx pada abad ke-19. Sejarah ekonomi terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah bersifat tematik, yaitu yang lebih menekankan aspek kegiatan ekonomi atau tema-tema ekonomi dalam sejarah. Kedua ialah bersifat paradigmatik, yaitu faktor ekonomi dijadikan sebagai skema mental atau asas falsafah dalam mengkaji sejarah. Bagaimana pun, jenis tematik telah mendapat sokongan yang padu daripada para peminat sejarah berbanding jenis paradigmatik yang didorong oleh konsepsi sejarah material Marx. Bidang sejarah ekonomi berkembang pesat dalam abad ke-20 masihi sehingga membentuk dua aliran, yaitu aliran sejarah ekonomi tradisional yang bersifat menyeluruh dan aliran sejarah ekonomi baru atau disebut sebagai cliometrics yang bersifat terlalu khusus kepada persoalan ekonomi semata-mata. Pada dasarnya, kedua-dua aliran tersebut terus berkembang secara saling melengkapi antara satu sama lain dalam cara penelitian masing-masing.
Adam Smith
Tokoh terkemuka di bidang teori pembangunan ekonomi, Adam Smith, lahir di kota Kirkcaldy, Skotlandia, tahun 1723. Waktu remaja dia belajar di Universitas Oxford, dan dari tahun 1751 sampai 1764 dia menjadi mahaguru di Universitas Glasgow. Selama di situlah dia menerbitkan buku pertamanya, Theory of Moral Sentiments, yang mengangkat dirinya ke tengah-tengah masyarakat intelektual. Tetapi, puncak kemasyhurannya terutama terletak pada buku karya besarnya An Inquiry Into the Nature and Causes of The Wealth of Nations, yang terbit tahun 1776. Buku ini segera sukses dan merebut pasar, dan sisa hidup Smith menikmati kemasyhuran dan penghargaan berkat karya itu. Dia wafat juga di Kirkcaldy tahun 1790. Dalam buku The Wealth of Nations, Smith sebagian menggunakan pandanganpandangan Malthus tentang kelebihan penduduk. Tetapi, jika Ricardo dan Karl Marx keduanya bersikeras bahwa tekanan penduduk akan mencegah upah naik melampaui batas keperluan (apa yang disebut “hukum baja upah”), Smith menegaskan bahwa kondisi kenaikan produksi upah dapat dinaikkan. Amatlah jelas, kejadian-kejadian membuktikan bahwa Smith benar dalam segi ini, sedangkan Ricardo dan Marx meleset.
Bidang sejarah ekonomi juga merangkum pelbagai aspek atau bidang berkaitan seperti perniagaan, kuantitatif, dan komoditi. Selain itu, dalam bidang sejarah ekonomi juga terdapat beberapa ciri penting dalam cara penelitiannya, seperti kemampuan membuat generalisasi, kemampuan menyusun data secara kuantitatif, kemampuan membuat kajian komparatif dan mengidentifikasikan pola atau kecenderungan.
Kegiatan-kegiatan masyarakat dalam bidang ekonomi di masa lalu dapat ditulis menjadi sejarah ekonomi. Beberapa bentuk-bentuk kegiatan-kegiatan manusia dalam bidang ekonomi misalnya produksi, penjualan, pembelian, penawaran dan permintaan barang-barang, penggunaan sumber-sumber ekonomi, dan lainlain. Kegiatan ekonomi pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.
Ruang lingkup penulisan sejarah ekonomi bisa dalam skala yang lebih mikro maupun makro. Ruang lingkup yang lebih mikro, misalnya kita menulis sejarah ekonomi pedesaan. Hal-hal yang bisa kita kaji dari sejarah ekonomi pedesaan yaitu bagaimana kegiatan sehari-hari masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya? Apakah mereka berdagang? Bagaimana cara berdagang yang mereka lakukan? Apakah mereka bertani? Bagaimana cara bertani yang mereka lakukan? Berapa pendapatan yang mereka peroleh? Apakah dari pendapatan yang mereka peroleh dapat mensejahterakan hidupnya, dan faktor-faktor lainnya.
3. Sejarah Sosial
Sejarah sosial adalah sejarah tentang masyarakat. Menurut pendapat sejarawan Belanda, P.J Blok, bahwa sejarah sosial ialah the history of the people. Ia mengkaji mengenai pola-pola kebudayaan masyarakat manusia, terutama yang memperlihatkan aspek-aspek sosial di dalamnya. Antara aspek-aspek yang termasuk dalam bidang ini meliputi kebudayaan, kesenian, kesusastraan, agama, ekonomi, pendidikan, perundangan, pemikiran, keluarga, perempuan, etnik, dan sebagainya. Masyarakat dilihat sebagai suatu keseluruhan, sebagai bentukan sosial atau sebagai struktur dan proses. Bagaimanakah suatu struktur masyarakat berubah dalam suatu kurun waktu tertentu, merupakan kajian sejarah sosial. Berbagai aspek kehidupan bisa dilihat sebagai bagian dari kenyataan sosial hidup manusia.
Nana Supriatna (1997), mengemukakan bahwa sejarah sosial merupakan sejarah yang mengkaji masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, kelaparan, kebodohan, keterbelakangan dan kemerosotan moral. Masalah-masalah yang berhubungan dengan kepincangan-kepincangan dalam pengadaan pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan pendidikan menjadi fokus kajian sejarah sosial. Demikian juga dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan perubahan sosial, perubahan tata nilai, agama dan tradisi kebudayaan yang juga ikut berpengaruh terhadap timbulnya masalah sosial.
Dengan demikian sejarah sosial merupakan suatu kajian sejarah tidak hanya menyoroti masalah pertentangan atau gerakan sosial, melainkan berbagai fenomena yang muncul dalam kehidupan masyarakat. Kelahiran sejarah sosial pada mulanya merupakan respon terhadap penulisan sejarah yang lebih menekankan pada pendekatan politik. Maksud dari pendekatan ini adalah sejarah yang hanya menampilkan “orang-orang” besar, misalnya para raja, penguasa, negara, kerajaan, dan lain-lain. Pendekatan yang bersifat politik memberikan kesan bahwa “orang-orang besarlah” yang berperan dalam sejarah. “Orang-orang kecil” dianggap kurang penting dalam sejarah. Sartono Kartodirdjo (1993) memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai tipologi gerakan sosial, yaitu:
1. Gerakan Millenarianisme merupakan gerakan petani yang mengharapkan kehidupan yang lebih baik pada masa yang akan datang. Mereka yakin bahwa gerakannya akan berhasil, maka akan tercipta perdamaian dan kebahagiaan yang sempurna bahwa akan tercipta negara yang maju adil dan makmur yang berada di bawah kepemimpinan yang adil dan jujur percaya ramalan Jayabaya yang kelak akan tercipta negara yang aman dan makmur di bawah seorang ratu adil yang akan membebaskan para petani dari segala penderitaan yang dialami sekarang.
2. Gerakan mesianisme merupakan gerakan petani yang memperjuangkan datangnya seorang juru selamat, ratu adil yang akan menegakkan keadilan dan perdamaian dalam sebuah negara yang makmur dipengaruhi oleh mitos Jawa tentang munculnya ratu adil yang merupakan raja kebenaran, yang akan membebaskan rakyat dari segala penyakit, kelaparan dan setiap jenis kejahatan yang percaya kedatangan raja yang adil ini ditandai dengan bencana alam, menurunnya martabat, kemelaratan, dan penderitaan.
3. Gerakan nativisme merupakan gerakan petani yang menginginkan bangkitnya kejayaan masa lampau yang dipimpin oleh raja yang adil dan memperhatikan kesejahteraan rakyat. Gerakan ini lebih kepribumian dengan menginginkan tampilnya seorang pribumi sebagai penguasa yang adil seperti terjadi pada masa sebelum datangnya penjajah.
4. Gerakan fisabilillah/perang jihad dimana unsur Islam menjadi dasar bagi gerakan radikalisme agraria. Motivasi untuk menciptakan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang berdasarkan ajaran agama Islam serta mengusir penjajah asing yang kafir. Gerakan ini sangat radikal karena selalu mengantagoniskan lawan sebagai musuh yang bertentangan dengan ajaran Islam. Gerakan ini yakin bahwa apabila mereka mati dalam perlawanan terhadap penguasa kafir maka kelak mereka akan mati syahid dan masuk syurga.
Michael Adas (1988) mengemukakan bahwa terjadinya gerakan sosial itu disebabkan oleh:
1. Adanya ketidakpuasan yang timbul dari pengalaman pribadi dan dendam partisipan yang dihasilkan oleh kondisi kehidupan mereka sehari-hari (dianalisis dengan teori deprivasi relatif) yaitu adanya persepsi atas penyimpangan antara harapan dan kapasitas ini menimbulkan deprivasi perasaan (sense of deprivation) yang secara relatif dan kolektif telah dialami yang membandingkan status dan kemampuan mereka satu sama lain terhadap orang-orang yang ada pada zaman sebelumnya sehingga tercipta standar baru yang menyebabkan tekanan dan keputusasaan yang berat dan merata sehingga timbul gerakan protes kolektif yang direncanakan untuk memperbaiki ketegangan dengan menutup kesenjangan antara pengharapan partisipan dan kapasitas mereka. Tuntutan ekonomi sebagai pusat dalam satu kasus, tetapi ancaman terhadap kepercayaan keagamaan/status sosial pun penting.
2. Adanya birokrasi kolonial dan pergantian di kalangan elit yaitu masalah keabsahan sebagai dampak administrasi kolonial yang meluas jauh di luar pengaruh yang paling nyata terhadap para pemimpin pribumi pada tingkat yang berbeda-beda.
3. Adanya Pergantian kekuasaan, legitiminasi dan deprivasi relatif yaitu munculnya perasaan terdeprevisasi secara cepat dirasakan oleh kelompokkelompok elit yang digantikan kekuasaan atau dipilih kembali sekadar sebagai pelengkap bagi agen kolonial yang menggantikan dan merampas kekuasaan mereka.
4. Adanya paksaan bagi koloni untuk membayar tanah, buruh dan pajak yang disebabkan karena pembentukan sistem administratif dan hukum kolonial yang merupakan respon dari kebutuhan kapitalisme Laissez-Faire sangat penting bagi tujuan memaksa koloni untuk membayar salah satunya dengan tanam paksa.
5. Adanya pemerasan, pertikaian etnik dan deprivasi relatif. Gerakan revolusioner yang disebabkan karena terjadinya penindasan yang kejam dan kemiskinan yang menghimpit tidak selalu menggerakkan orang untuk memberontak karena potensi protes sosial dengan kekerasan lebih berhubungan dengan defrivasi relatif daripada absolut. Penguasa kolonial Eropa, melalui pengunaan kekuasaan militer dan teknologi komunikasi yang lebih unggul dapat meningkatkan berbagai tuntutan yang dibebankan kepada rakyat petani dalam bentuk jasa buruh dan sejumlah produk. Di bawah pemerintahan kolonial kerangka pemikiran ekonomi yang berorientasi swasembada dipertahankan dan orang Eropa selalu bertindak secara tidak langsung melalui perantara orang pribumi non-Eropa dan imigran.
4. Sejarah Keluarga
Secara sederhana keluarga merupakan ikatan terkecil dalam bentuk masyarakat. Dalam keluarga terdapat sekumpulan individu-individu. Individuindividu yang ada pada keluarga minimal ayah, ibu, dan anak. Dalam menulis sejarah keluarga, kita tidak hanya melihat keluarga sebagai unit tempat tinggal sekelompok manusia. Seperti telah dikatakan bahwa keluarga merupakan unit kecil dari masyarakat, maka kita bisa melihat keluarga dalam konteks sosiologis
dan antropologis. Dalam konteks sosiologis bahwa keluarga adalah sebuah struktur yang dapat berubah, dapat dilihat sebagai unit sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Secara antropologis dalam keluarga terdapat aspek-aspek budaya, sistem nilai dan norma-norma yang berlaku dalam keluarga tersebut.
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa keluarga secara sosiologis adalah sebuah bentuk terkecil dari masyarakat yang dapat membentuk suatu struktur. Sebagai suatu struktur, maka keluarga dapat membangun suatu perubahan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Sejarah asal usul suatu daerah biasanya dapat dikaitkan dengan lahirnya sebuah keluarga yang menjadi cikal bakal penguasa dari daerah tersebut. Misalnya, sejarah kota Bandung, akan berkaitan dengan keluarga Wiranakusuma sebagai peletak dasar dari Kota Bandung. Bahkan beberapa Bupati-bupati Priangan yang memerintah pada masa kolonial Belanda memiliki hubungan kekeluargaan. Tampilnya keluarga sebagai penguasa awal suatu daerah, dapat menjadikan sebuah keluarga memiliki peran sebagai unit politik. Perkembangan sejarah keluarga bisa berkaitan dengan sejarah perkembangan politik dari suatu daerah.
Perkembangan sejarah keluarga bisa kita lihat dengan pendekatan antropologi, misalnya dengan sistem kekerabatan yang dianut oleh budaya keluarga tersebut. Secara garis besar sistem kekerabatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu matrilinial dan patrilinial. Matrilinial adalah kekerabatan yang berdasarkan pada garis keturunan ibu. Contoh dalam pelaksanaan sistem matrilinial adalah yang berhak mendapat waris adalah anak perempuan. Sedangkan patrilinial adalah sistem kekerabatan berdasarkan garis keturunan ayah. Pelaksanaan sistem patrilinial, misalnya yang berhak menjadi raja adalah anak laki-laki terutama anak pertama. Pada masa lalu kedudukan Bupati sering diwariskan dari ayah kepada anak lakilakinya.
Dengan adanya sistem kekerabatan ini, tidak menutup kemungkinan akan memperluas jaringan kekuasaan pada daerah-daerah lainnya. Perluasan ini biasnya melalui perkawinan keluarga antarbupati atau raja di masa lalu. Selain unit politik, keluarga juga bisa dilihat sebagai unit ekonomi. Pertumbuhan atau perkembangan suatu perusahaan bisa dilihat dari sejarah keluarga. Bahkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah, bisa juga dilihat dari peran yang dilakukan oleh suatu keluarga yang bergerak dalam kegiatan ekonomi. Di beberapa daerah kita sering melihat tumbuhnya perusahaan-perusahaan yang bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama. Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang dibangun oleh keluarga bahkan terjadi proses regenarasi dalam perkembangannya.
5. Sejarah Politik
Sejak muncul ilmu sejarah, nampaknya bidang politik sentiasa menjadi perhatian utama. Hal ini karena sejarah seringkali diungkap sebagai politik masa lampau. Bahkan dikatakan bahwa sejarawan pada masa lampau cenderung melihat aspek politik sebagai faktor penggerak yang mengubah perjalanan sejarah manusia. Politik biasanya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan kekuasaan. Dalam kekuasaan terdapat berbagai komponen misalkan penguasa atau pemerintah, sistem pemerintahan, parlemen, undang-undang, partai politik, negara, kerajaan, dan lain-lain. Penulisan sejarah yang bertemakan komponenkomponen tersebut biasanya dinilai sebagai sejarah politik.
Penulisan sejarah politik biasanya menampilkan peran-peran “orang besar”, maksudnya adalah orang-orang yang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kekuasaan. Dalam sejarah politik, “orang-orang besar” dianggap sebagai kekuatan yang menentukan jalannya sejarah. “Orang-orang besar” misalnya raja atau pemimpin negara, misalnya Hitler, Kaisar Hirohito, dan
Musolini.
Adolf Hitler
Adolf Hitler dilahirkan di sebuah rumah tumpangan “Braunauam” di Austria dan merupakan dari berketurunan Jerman. Ayah Adolf Hitler adalah seorang pegawai kastam sementara ibunya sangat memanjakannya. Hitler tidak begitu cermelang dari segi pelajaran dan tidak begitu menggemari bandar Vienna tempat dia dilahirkan. Hitler sebaliknya lebih mengemari bandar Munich, tempat dia tinggal semenjak 1912. Hitler mempunyai sikap suka termenung, tidak ramah dan mudah mengikut perasaan.
Sifatnya ini mungkin terbentuk akibat kekecewaan ketika Hitler menjadi seorang artis di Vienna.
Hitler pernah menjadi seorang pegawai penyiasat tentara di Munich dan terlibat dengan penyiasatan tentang aktivis Partai Pekerja Jerman. Di situ Hitler mulai berkecimpung dalam politik secara tidak langsung. Hitler kemudian berkecimpung secara langsung dalam politik dan menjadi pengurus Partai Pekerja German pada bulan Julai 1921. Hitler mengganti nama Parti Pekerja German dengan Nationalist Socialist German Workers Party (NSDAP) ataupun parti Nazi. Perlahan-lahan partai Nazi terbentuk dengan logo swastika, membentuk pasukan penguasa yang dikenali sebagai ‘storm troopers’ dan anti Yahudi. Hitler mengecam secara mutlak Perjanjian Perdamaian Versailles dan mereka yang terlibat dengannya. Pada bulan November 1923, Hitler melancarkan ‘putsch’ (kudeta) di Munich tetapi gagal. Akibat dari itu, Hitler telah dipenjarakan di penjara Landesburg dan setelah dia keluar, Hitler menjadi lebih arif dalam seluk beluk politik. Hitler masih mengamalkan taktik kekerasan, tetapi pada masa yang sama Hitler menjalin hubungan erat dengan pihak konservatif yang ingin menggunakannya sebagai alat menentang ancaman komunis.
Hitler kemudian menggunakan kebolehan berpidatonya untuk menjadi ketua partai, dan menggati nama partai kepada parti Nazi ‘National Socialist German Labour Party’. Hitler membentuk dasar anti yahudi, anti demokrasi dan kepercayaan kepada kuasa mutlak. Hitler menjalankan dasar memberi sedikit keistimewaan kepada mereka yang menyokong, mengancam mereka yang menentang dan propaganda bersifat patriotik kepada orang awam.
Dalam penulisan sejarah yang lama, kita sering menemukan sejarah politik, misalnya jatuh bangun dan pergantian pada dinasti-dinasti lama. Pergantian dinasti lebih dilihat sebagai ulah atau perilaku dari rajanya sendiri. Penulisan sejarah pada periode kerajaan-kerajaan Hindu atau Islam misalnya, menunjukkan bagaimana peran sentral para raja dalam menentukan kebijakan negerinya.
Penulisan sejarah politik yang kontemporer misalnya penulisan tentang peran parlemen. Sejarah Indonesia pada masa demokrasi liberal bisa ditulis dengan penulisan sejarah politik. Pada masa demokrasi liberal, Indonesia mengalami jatuh bangunnya parlemen akibat adanya mosi tidak percaya. Kita yang menulis sejarah tersebut harus bisa melihat aspek politik, mengapa pada masa itu parlemen sering jatuh. Untuk menjawabnya kita bisa melihat dari undang-undang yang berlaku saat itu, partai-partai politik yang terlibat, ideologi dan misi dari masing-masing partai politik, program-program dari masing-masing kabinet, dan aspek-aspek politik lainnya.
6. Sejarah Militer
Sejarah militer dapat didefinisikan sebagai sejarah angkatan bersenjata dan perilaku perang. Beberapa hal yang dapat dibahas dalam sejarah perang, misalnya strategi yang digunakan, kekuatan pasukan yang berperang, senjata yang digunakan. Dalam penulisan sejarah militer
yang sudah berkembang, penulisan sejarah perang tidak hanya ditonjolkan aspek-aspek operasional militer semata. Sejarah perang bisa dilihat dari aspek-aspek lainnya, misalnya aspek ekonomi.
7. Sejarah Kebudayaan
Sejarah kebudayaan adalah kajian yang merangkum keseluruhan cara hidup masyarakat manusia, yaitu meliputi sistem sosial, ekonomi, politik, agama, moral, adat istiadat, undang-undang, kesenian, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Menurut Ismaun sejarah selalu terkait dengan kebudayaan karena sejarah terjadi sebagai konsekuensi manusia dalam berkiprah di lingkungan kebudayaannya. Tidak ada sejarah yang terlepas dari akar kebudayaannya. Setiap sejarah selalu terkait dengan kebudayaannya.
Sejarah kebudayaan juga dikatakan sebagai bagian sejarah sosial, namun cara perkembangannya berbeda. Secara khusus, kajian sejarah kebudayaan dapat dibagi kepada dua, yaitu kebudayaan tinggi atau elit dan kebudayan popular atau massa. Di antara kedua-duanya, kebudayaan popularlah yang sering menjadi tumpuan dalam kajian budaya.
Budaya Perunggu di Indonesia
Di Indonesia zaman logam tersebut dikenal dengan zaman perunggu. Menurut Von Heine Gudern pendukung kebudayaan perunggu datang ke Indonesia kurang lebih 500 tahun Sebelum Masehi. Sebagai nenek moyang bangsa Indonesia yang disebut Dentero Melayu atau Melayu Muda dan sebelumnya bangsa proto Melayu atau Melayu tua zaman Neolithikum. Hasil-hasil kebudayaan perunggu di Indonesia adalah kapak corong dan nekara. Kapak corong banyak sekali jenisnya, ada yang kecil bersahaja, ada yang besar dan memakai hiasan, ada yang pendek lebar, bulat dan ada pula yang panjang serta sisinya atau disebut candrana.
Di lihat dari bentuknya, kapak-kapak corong tersebut tentunya tidak digunakan sebagaimana kapak, melainkan sebagai alat kebesaran atau benda upacara. Hal ini menunjukkan bahwa kapak corong yang ditemukan di Indonesia peninggalan zaman perunggu memiliki nilainilai sakral atau nilai religi. Bentuk-bentuk corong tersebut ditemukan di Irian Barat dan sekarang disimpan di Belanda. Sedangkan kapak upacara yang ditemukan pada tahun 1903 oleh ekspedisi Wichman di Sentani disimpan di musium lembaga kebudayaan Indonesia di Jakarta. Benda-benda yang terbuat dari perunggu mempunyai nilai seni yang tinggi seperti yang ditemukan berupa jelang kaki atau benggel, gelang, anting-anting, kalung dan cincin. Di samping itu seni menuang patung sudah ada dengan ditemukannya patung-patung, juga memiliki nilai ekonomi dengan ditemukannya cincin dengan lubang kecil yang diperkirakan sebagai alat tukar.
8. Sejarah Agama
Biasanya tumpuan kajian bidang sejarah agama mengenai sejarah dan perbandingan agama-agama di dunia ini. Umumnya, dalam perkembangan ilmu pengetahun, bidang tersebut sejarah agama telah melahirkan pelbagai aspek dan bidang-bidang dikaji sebagai salah satu bidang ilmu seperti falsafat agama, sosiologi agama, psikologi agama dan juga antropologi agama.
Setelah beberapa perincian dibuat mengenai bidang penelitian sejarah dalam bagian ini, dapat dirumuskan bahawa sejarah adalah suatu bidang penelitian yang amat luas. Oleh karna itu, bagi seseorang sejarawan yang ingin melakukan penelitian, dia perlu memfokuskan kepada satu bidang kajian yang khusus dan semestinya bidang itu adalah yang diminati. Aspek pengkhususan secara tematik dalam sesuatu bidang itu amat penting kepada seseorang yang ingin menjadi penyelidik sejarah agar dapat menghasilkan satu kajian yang lebih mendalam dan bermakna.
Kelahiran Agama Buddha
Agama Buddha mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang dari lahirnya sang Buddha Siddharta Gautama. Siddharta Gautama dilahirkan pada tahun 563 SM di tanah Lumbini dekat Kapilavastu. Ayahnya Suddhodana adalah seorang raja dari marga Sakya yang negerinya terletak di sudut Selatan Nepal dengan Kapilavastu sebagai ibu kotanya. Ibunya Maya meninggal dunia ketika dia berumur tujuh hari dan anak itu dibesarkan oleh saudara perempuan ibunya, yakni Pajapati. Siddharta Gautama telah mencapai bodhi atau pemancar cahaya dan menjadi Buddha atau seorang yang Dalam proses perkembangan selanjutnya, agama Buddha telah menyentuh hampir seluruh benua Asia. Sejarah agama Buddha juga ditandai dengan perkembangan banyak aliran dan mazhab, serta perpecahanperpecahan. Yang utama di antaranya adalah aliran tradisi Theravada (Hinayana), Mahayana, dan Vajrayana (Bajrayana), yang sejarahnya ditandai dengan masa pasang dan surut.

Rabu, 04 Agustus 2010

Asal Usul Sejarah

Sejarah berasal dari bahasa Arab, (شجرة: šajaratun), artinya sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau lebih maju.

Dalam bahasa Inggris, kata sejarah (history) berarti masa lampau umat manusia. Dalam bahasa Jerman, kata sejarah (geschicht) berarti sesuatu yang telah terjadi. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadaraminta menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian sebagai berikut:
1.Sejarah berarti silsilah atau asal usul.
2.Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
3.Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.

Beberapa pengertian sejarah yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut.
•J.V. Bryce, Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
•W.H. Walsh, Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti.
•Patrick Gardiner, Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
•Roeslan Abdulgani, Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
•Moh. Yamin, Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.
•Ibnu Khaldun (1332-1406), Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.
•Moh. Ali, dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut.

Dari beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
1.Peristiwa yang abadi; peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa.
2.Peristiwa yang unik; peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya.
3.Peristiwa yang penting; peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak.


Pengajaran sejarah yang diberikan di sekolah bukan hanya sekedar untuk mendapatkan nilai tetapi pengajaran sejarah secara formal tersebut mempunyai arti yang luas dan mendalam. Dalam kehidupan masyarkat sejarah mempunyai arti dan peran penting sebab dengan belajar sejarah akan menjadikan kita bijaksana, terhibur, berwawasan luas, memiliki semangat patriotisme dan nasionalisme yang tinggi. Sebagai sebuah cabang ilmu, sejarah hanya akan berguna jika ada kaitannya dengan masyarakat secara timbal balik. Sehingga, sejarah harus berguna bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan sejarah itu sendiri. Menurut Nugroho Notosusanto dan Louis Gotschalk guna sejarah dibagi menjadi empat kelompok atau kategori, yaitu guna edukatif, guna instruktif, guna inspiratif, dan guna rekreatif.


1. Fungsi dan Guna Edukatif (sebagai pelajaran)
• Dengan belajar sejarah dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan keseharian bagi setiap
manusia. Kejadian yang telah terjadi dan pernah dilakukan di masa lampau akan dijadikan pengalaman bagi suatu bangsa untuk melangkah lebih lanjut. Pengalaman tersebut dapat yang dialami sendiri maupun pengalaman dari generasi sebelumnya.
• Sejarah sebenarnya merupakan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari manusia sehingga dengan belajar dari sejarah manusia dapat mengembangkan potensinya dan menjadi lebih bijaksana dan arif dari peristiwa yang dialami di masa lalu guna menghadapi masa depan dan menjadi petunjuk dalam berperilaku.
Contoh :
Membaca dan melihat kejadian tragedi Mei 1998 membuat kita belajar dari peristiwa tersebut, misalnya dari peristiwa tersebut terdapat kebebasan setiap orang untuk berpendapat tapi peristiwa tersebut banyak memberikan dampak negatif bagi bangsa Indonesia.

2. Fungsi dan Guna Inspiratif
Sejarah dapat memberikan inspirasi melalui berbagai karya sejarah yang dibaca oleh pembacanya maupun berbagai peristiwa sejarah yang dipelajarinya serta didengarnya.
Karya sejarah memberikan inspirasi kepada para pembacanya atau yang mempelajarinya biasanya berkisar tentang perjuangan para pahlawan menentang penjajahan. Ataupun tindakan kepahlawanan dan peristiwa-peristiwa gemilang masa lampau yang dapat mengilhami perjuangan kita sekarang.
Contoh :
• Pendidikan untuk kaum wanita yang dilakukan oleh Kartini memberikan inspirasi kepada dewi Sartika untuk membangun sekolah-sekolah wanita demi kemajuan bangsa
• Penyatuan Nusantara oleh Gajah Mada di bawah pemerintahan kerajaan Majapahit memberi inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk senantiasa bersatu menjaga wilayahnya dari ancaman disintegrasi bangsa.

3. Fungsi dan Guna Instruktif
Sejarah digunakan untuk membantu menyampaikan suatu ilmu pengetahuan atau keterampilan, dalam suatu proses pembelajaran kepada subjek belajar.
Contoh :
• Ketika berbicara mengenai pemerintahan di Indonesia kita pasti akan memasukkan unsur sejarah didalamnya sebagai upaya untuk dapat membantu menyampaikan dengan baik.
• Ketika pelajaran biologi berbicara mengenai proses evolusi pasti membutuhkan ilmu bantu sejarah untuk menyampikannya

4. Fungsi dan Guna Rekreatif
- Dengan membaca seseorang mengetahui keadaan mengenai suatu peristiwa yang terjadi di suatu wilayah tanpa ia harus pergi dan melihat ke tempat terjadinya. Kita cukup membutuhkan imajinasi untuk membayangkan kejadiannya. Sehingga seolah-olah dia dapat berekreasi ke masa lalu dan berpetualang menembus dimensi ruang dan waktu.
- Kita dibawa oleh sejarah untuk menyaksikan peristiwa-peristiwa yang jauh dari kita, yang mungkin saja kita tidak tahu tempatnya sehingga seolah-olah seseorang sedang berekreasi ke suasana yang lalu.
Contoh :
Ketika kita membaca mengenai kebudayaan Yunani-Romawi Kuno, kita bisa membayangkan bagaimana keadaan disana dengan berbagai peninggalan kebudayaan yang sangat megah. Kita dapat mengetahui tanpa harus menyaksikan sendiri daerah tersebut. Kita dapat mengetahui cara hidup, kebiasaan, tindakan, hasil karya, bentuk istana masa lampau.